Teh Hijau adalah minuman pengulur usia.  Studi di Norwegia menunjukkan bahwa mereka yang rajin minum teh minimal  secangkir sehari akan dapat menekan angka kematian. Penelitian lainnya  dengan subjek manusia usia lanjut (manula) di Belanda menghasilkan  temuan bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung menurun seiring  dengan kebiasaan minum teh. Hal ini juga telah dibuktikan sendiri pada  masyarakat China yang memiliki usia lebih dari 100 tahun. Di Indonesia  meninggal pada usia 50 tahun dianggap biasa. Penyebabnya  karena  penyakit degeneratif. Maka dari itu teh merupakan salah satu cara untuk  mencegah penyakit degenaratif.
Sejarah bangsa Cina menyebutkan teh hijau (camelia sinensis)  mulai digunakan sebagai minuman sejak 2700 tahun sebelum Masehi pada  dinasti Kaisar Shen Nung, namun tercatat dalam kamus kuno pada 350 tahun  sebelum Masehi. Sekitar 200 tahun sebelum Masehi dalam buku tanaman  obat Cina disebutkan daun teh berkhasiat menghilangkan racun dari tubuh.  Di Jepang tradisi minum teh berasal dari Cina sekitar abad ke-6 Masehi.  Sejak itu teh hijau mulai dikenal berkhasiat untuk kesehatan dan  digunakan awak kapal dalam pelayaran jauh.
Penelitian tentang teh hijau terus  dilakukan hingga pada tahun 2004 diketahuilah secara menyeluruh adanya  komponen-komponen dalam teh hijau sebagai antioksidan kuat, yaitu yang  mampu menangkal serangan radikal bebas yang menyebabkan gangguan  degenerasi pada organ-organ manusia, termasuk timbulnya berbagai jenis  kanker, di antaranya di esofagus (saluran masuk makanan ke lambung),  lambung, pankreas, usus, dubur, kandung kemih, prostat, bahkan juga  paru-paru dan payudara.
Komponen teh yang berkhasiat  antioksidan. Dari paling sedikit tujuh komponen ada empat komponen  terpenting jenis polyphenol dari kelompok catechin dalam teh yang  berperan sebagai antioksidan kuat, yaitu:
1) epigallocatechin-3 gallat (EGCG),
2) epigallocatechin (EGC),
3) epicatechin-3 gallat (ECG).
EGCG adalah yang paling kuat, 100  kali vitamin C dan 25 kali vitamin E. Polyphenol yang mudah larut dalam  air ini termasuk gugusan kelompok flavonoid yang biasanya terdapat dalam  buah-buahan, sayuran, kopi, coklat dan anggur. Radikal bebas sendiri  terbentuk secara alami dalam tubuh. Molekul ini dapat merusak sel-sel  manusia. Orang menduga bahwa molekul inilah salah satu penyebab kanker,  termasuk berbagai jenis penyakit lain seperti penyakit jantung dan  penuaan.
Kandungan senyawa polifenol yang sangat  banyak dalam teh hijau berperan sebagai pelindung terhadap kanker.  Polifenol tergolong dalam antioksidan yang sangat ampuh. Senyawa ini  akan menetralkan radikal bebas yang menjadi penyebab kanker tersebut.
Gambar 1. Bentuk Daun Teh hijau
Fungsi biologis dalam kesehatan Dari  berbagai jenis, teh hijau banyak disarankan untuk dikonsumsi karena  manfaatnya berlipat. Tak hanya sebagai antioksidan kuat, memerangi  penyakit jantung atau mencegah peradangan, namun teh hijau punya banyak  sekali manfaat lain yang sebaiknya tidak diabaikan. Berikut manfaatnya :
Di samping hal di atas,catechin juga  anti-alergik, yaitu mencegah terbentuknya histamin yang merupakan reaksi  badan bila terserang alergen yang menyebabkan alergi. Riset membuktikan  bahwa secangkir teh hijau mempunyai daya anti-oksidan lebih besar  daripada satu porsi brokoli, wortel, bayam atau strawberry. Di bawah ini  diuraikan beberapa penjelasan hasil riset dari fungsi biologis  tersebut.
1. Aktivitas sebagai antioksidan
Sifat antioksidan teh hijau mampu  melindungi DNA sel-sel dari kerusakan serangan oksidasi radikal bebas  sehingga dengan demikian pertumbuhan sel-sel liar atau tumor jinak dapat  dicegah.
2. Manfaat terhadap penyakit kardiovaskular dan kadar kolesterol dalam darah.
Studi epidemiologis (penelitian penyebab penyakit pada penduduk) menunjukkan
bahwa mereka yang minum teh hijau empat cangkir atau lebih tiap hari  berisiko lebih kecil untuk terkena aterosklerosis (penyumbatan pembuluh  darah) dan penyakit jantung koroner.Teh hijau menurunkan LDL (kolesterol  jahat) dan menaikkan HDL (kolesterol baik) serta menurunkan kolesterol  serum total dan trigliserida total. Sebaliknya, teh hitam (teh yang  sudah diragikan) tidak berpengaruh apa-apa terhadap jumlah kolesterol  dalam darah.
3. Merangsang penurunan berat badan.
Teh hijau meningkatkan terjadinya pembakaran lemak tubuh dan memegang peranan penting dalam mengontrol komposisi tubuh manusia.
4. Mencegah bakteri H.Pylori, penyebab sakit perut, meningkatkan mikroflora yang berguna di usus dan mengobati diare.
H.Pylori adalah bakteri mematikan  penyebab gastritis dan penyakit saluran pencernaan lain, termasuk  kanker. Komponen teh hijau, khususnya ECGC memberi efek penyembuhan  terhadap infeksi H.Pylori ini. Polyphenol dari teh hijau merangsang  pertumbuhan bakteri bermanfaat dalam saluran pencernaan antara lain  Lactobacillus dan Bifidobacterium yang terbukti meningkatkan imunitas.  Di samping itu mengurangi pertumbuhan bakteri patogen seperti  Clostridium perfrigens, Clostridium difficle, bahkan juga bakteri  Escherichia coli.
5. Perlindungan Ginjal dari pembentukan racun uremik.
Ginjal memegang peranan utama dalam  mengeluarkan zat-zat yang tak berguna yang dihasilkan oleh metabolisme  dalam tubuh. Ginjal mempunyai kemampuan lebih untuk menjaga fungsinya  serta untuk meregenerasi organnya. Penumpukan racun-racun uremik dalam  ginjal berakibat pada menurunnya fungsi ginjal yang di-tandai oleh  gejala uremia atau gagal ginjal. Racun-racun ini di antaranya adalah  metilamin, asam guani-dino-sukkinat dan metilguanidin. Metilguanidin  yang berasal dari kreatinin adalah penyebab bebagai penyakit seperti  anorexia (kurang nafsu makan), ulcer (tukak lambung),neuropati (gangguan  sistem saraf) dan anemia (kekurangan darah merah). Polyphenol dalam teh  hijau menekan produksi metilguanidin yang terlihat dari menurunnya  kadar serum metilguanidin dalam darah setelah minum teh hijau untuk  beberapa waktu. ( percobaan berlangsung hingga enam bulan).
6. Mencegah lubang gigi dan penyakit gusi.
Kedua hal ini disebabkan oleh  tumbuh-berkembangnya bakteri mulut. Teh hijau menurunkan secara jelas  jumlah bakteri merugikan, termasuk streptococci dalam mulut dan mencegah  terjadinya plak (karang) gigi. Penyakit gusi terjadi karena peradangan  gusi akibat infeksi bakteri Porphyromonas gingivalis. Teh hijau dapat  mengurangi bakteri ini secara nyata di lapisan gusi sehingga membuat  mulut lebih sehat.
7. Efek deodorisasi dalam mulut.
Senyawa belerang yang terbentuk dalam  mulut seperti methylmercaptan dan beberapa sulfida sebagai hasil  penguraian protein oleh enzim dan bakteri menyebabkan bau mulut  (halitosis) sehabis makan. Teh hijau mampu mengurangi secara mencolok  gejala halitosis ini.
8. Memperlambat pemburaman lensa mata dalam proses katarak.
Katarak diduga timbul akibat  terbentuknya oksidan jenis peroksida yang reaktif (antara lain dari  radikal bebas) yang menyerang sel-sel lensa sehingga lambat laun menjadi  buram. ECGC ternyata mampu menghentikan proses pemburaman ini dengan  menekan peningkatan terbentuknya peroksida. Dengan demikian terbukti  ECGC dalam teh hijau dapat mencegah atau memperlambat terjadinya  katarak.
9. Efek antiviral dan antimikrobial
Virus masuk tubuh manusia lewat kulit,  organ seksual, pernafasan dan pencernaan. Virus mengandung DNA atau RNA  sendiri sehingga dapat berkembangbiak dengan memanfaatkan sel-sel  manusia. Teh hijau ternyata mampu mempengaruhi biosintesa antara virus  dengan sel-sel protein manusia ini, sehingga disimpulkan catechin dari  teh hijau dapat bermanfaat untuk mencegah atau mengobati berbagai  gangguan yang ditimbulkan virus-virus, antara lain virus patogen DNA :  adenovirus, herpes, cacar, serta virus RNA: retrovirus (penyebab  HIV/AIDS). Beberapa jenis retrovirus dan herpes ini juga bersifat  merangsang tumbuhnya kanker. Gejala umum yang ditimbulkan infeksi virus  adalah demam, lemas, kurang nafsu makan dan keracunan. Di samping  melalui pencegahan sintesa DNA dan RNA di atas, ekstrak teh hijau juga  bersifat antiviral terhadap virus-virus influenza, herpes  simplex,Coxsackie virus B6 dan polio. Disimpulkan bahwa teh hijau  menunjukkan kemampuan melawan”bacterial cytotoxicity” (keracunan dalam  sel oleh bakteri) dan kemampuan melawan virus dan bakteri.
10. Pencegahan Kimiawi (Chemoprevention).
Kebiasaan makan dan pola hidup yang  mengganggu kesehatan seperti makan banyak lemak, bumbu dan asinan yang  merangsang dan juga merokok, minum alkohol serta kurang makan sayur dan  buah-buahan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan akibat degenerasi.  Gangguan ini antara lain hipertensi (darah tinggi), gangguan jantung,  stroke dan kanker. Istilah Pencegahan Kimiawi (Chemoprevention) berbeda  dengan Pengobatan Kanker karena di sini tujuan utamanya adalah  mengurangi risiko kemungkinan terjadinya kanker. Karena itu dalam pola  hidup sehat, makanan dan suplemen yang mengandung zat antikarsinogen  harus ada dalam makanan sehari-hari.
Penelitian menunjukkan bahwa minum teh  hijau dalam jumlah besar, terutama lebih dari 10 cangkir sehari  memberikan manfaat besar bagi kesehatan manusia, termasuk pencegahan  kimiawi terhadap kanker, antara lain kanker sistem pencernaan dari  esofagus (saluran makanan antara mulut dan lambung) ke lambung, usus dan  dubur. Teh hijau juga menekan berkembangnya virus penyebab leukemia  dalam darah bahkan ECGC terbukti mampu membunuh sel-sel leukemia yang  umum terdapat di Amerika. Keuntungan pencegahan kimiawi terhadap kanker  dengan teh hijau adalah keamanannya tanpa ada efek samping, murah dan  cepat menyiapkannya.
11. Melindungi kulit terhadap sinar ultra violet.
Kandungan polyphenol dalam teh hijau  mampu mencegah terjadinya kanker dan peradangan di kulit. Jika dioleskan  di kulit, ia mampu melindungi kulit dari sinar ultra-violet dan zat-zat  yang merangsang terjadinya tumor pada kulit. Manfaat ini juga diperoleh  bila teh hijau itu diminum. Pada waktu ini sudah ada krim kulit  pelindung terhadap sinar ultra-violet yang mengandung komponen teh hijau  yang dinamai epigallo.
12. Mencegah kerusakan paru-paru oleh tembakau.
Minum teh hijau mencegah terjadinya  tumor dalam paru-paru yang disebabkan oleh kandungan karsinogen dalam  tembakau, yaitu berbagai senyawa nitrosamine.
13. Melindungi hati.
Sebagai antioksidan yang melawan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan
sel-sel, teh hijau meningkatkan aktivitas enzim-enzim pertahanan tubuh  superoksid dismutase (SOD), glutathione peroxidase dan katalase yang  melindungi hati, paru-paru, kulit, kelenjar susu dan sistem pencernaan.  Penelitian lain menunjukkan kemampuan teh hijau memberi perlindungan  terhadap penuaan otak.
14. Melindungi terhadap pankreatitis akut.
Studi terkontrol terhadap sejumlah besar  penduduk di Shanghai menunjukkan berkurangnya risiko kanker usus besar,  dubur dan pankreas. Setelah pemberian polyphenol dari teh hijau  sebanyak 500 mg/kg berat badan per hari, ternyata terjadi penurunan  jumlah mereka yang terkena kanker pankreas .
15. Menjaga esofagus tetap sehat
Kanker esofagus berada pada urutan ke  sembilan dari kanker yang banyak terjadi di dunia. Sekitar 300.000 kasus  baru dilaporkan tiap tahun sedangkan 80% di antaranya terjadi di negara  berkembang. Sebagaimana terhadap jenis kanker lain, teh hijau mampu  mencegahnya bila diminum secara teratur.
16. Melindungi lapisan kulit lambung.
Studi epidemiologis juga menunjukkan  bahwa mereka yang minum teh hijau secara teratur berisiko rendah terkena  kanker pada lapisan kulit lambungnya. Ini disebabkan karena kemampuan  EGCG mencegah terjadinya kanker pada kelenjar di permukaan lambung.
17. Mencegah tumbuhnya tumor prostat dan payudara.
Laporan dari beberapa negara di Asia  menunjukkan rendahnya kasus kanker prostat dan payudara di daerah yang  mempunyai kebiasaan minum teh hijau sehari-hari.
18. Melindungi daya ingat
Teh hijau tampaknya juga menjaga otak  tetap ‘tajam’ dari bahaya kepikunan. Orang dewasa yang minum teh hijau  setidaknya dua cangkir sehari tampaknya tidak punya masalah kognitif  serius dibanding mereka yang minum teh kurang dari jumlah tersebut.  Kenapa? Sekali lagi karena antioksidan dosis tinggi yang terkandung  dalam teh yang memerangi radikal bebas yang berpotensi merusak saraf  otak seperti yang tampak pada penderita Alzheimer dan Parkinson.
Hasil dari berbagai penelitian di  Amerika, Eropa dan Asia menunjukkan bahwa teh hijau bermanfaat  mengurangi risiko terkena kanker di kulit, sistem pencernaan, paru-paru,  prostat, payudara, dan hati serta proses katarak pada mata. Sebagai  antioksidan, polyphenol dalam teh hijau melindungi darah dan kolesterol  LDL dari serangan radikal bebas yang menyebabkan penyakit kardiovaskular  dan stroke. Peranannya pada peningkatan aktivitas enzim-enzim  pertahanan yang melawan radikal bebas menyebabkan polyphenol yang  dikandungnya memberi sifat anti-virus dan antimikroba serta mencegah  timbulnya racun uremic yang menyebabkan gagal ginjal, melawan  bakteri-bakteri yang menyerang gusi dan yang menyebabkan pelubangan  gigi.
Polyphenol dalam teh hijau mudah  terserap ke dalam seluruh bagian tubuh manusia, tidak menimbulkan  keracunan dalam jangka panjang karena ambang batas keracunannya tinggi.  Angka batas dosis mematikan terhadap tikus adalah antara 3 g/kg untuk  tikus betina dan 5 g/kg untuk tikus jantan. Karena itu, apabila minum 10  cangkir teh hijau tiap hari, asupan polyphenolnya bagi manusia hanya  sekitar 20 mg/kg berat badan, jauh di bawah ambang batas yang mematikan  tersebut. Angka 10 mg/kg berat badan atau 5 cangkir sehari ternyata  cukup efektif untuk memberikan perlindungan oleh antioksidannya.  Berbagai penelitian ini mendukung kesimpulan bahwa minum teh hijau  secara teratur dapat membantu secara signifikan usaha pencegahan  penyakit dan peningkatan kesehatan. Minum teh hitam, yaitu daun teh yang  sudah diragikan untuk meningkatkan rasa dan keharumannya, juga  bermanfaat, tetapi tidak sebesar teh hijau.
Gambar 2. Hasil olahan daun teh hijau
Efek samping juga terdapat dalam teh  hijau, jika dikonsumsi terlalu tinggi dan orang yang mengkonsumsi tidak  tepat. Di dalam teh terdapat sekitar setengah jumlah kafein dari kopi.  Jika seseorang yang sensitive terhadap kafein dapat mengalami gejala –  gejala seperti, gelisah, iritabilitas, masalah tidur, tremor, jantung  berdebar – debar, hilangnya nafsu makan, sakit perut, mual, sering buang  air kecil, dan ruam – ruam pada kulit.
Teh juga buruk bagi penderita lambung  sensitive. Umumnya keluhan setelah kafein adalah masalah perut. Teh  merupakan stimulan kuat asam lambung, dan ini dapat dikurangi dengan  menambahkan susu dan gula.
- Berisiko Tinggi untuk Wanita hamil atau Menyusui
 
Teh hijau mengandung kafein, catechin  dan asam tannic, yang sangat berisiko bagi kehamilan. Selain itu, minum  dalam jumlah besar dapat menyebabkan kelahiran cacat pada tabung saraf  pada bayi. Batasi konsumsi teh hijau bagi yang wanita hamil. Atau jika  ingin meminimalkan risiko, hindari minum teh hijau sama sekali selama  awal kehamilan untuk kesehatan janin.
- Bahaya bagi Penderita Anemia
 
Teh dikenal sebagai minuman dengan  negatif kalori. Selain karena teh ini sama sekali tidak mengandung  kalori, teh ini juga menghambat penyerapan nutrisi tertentu.
Salah satunya adalah menghalangi penyerapan zat besi.Ekstrak teh hijau  mengurangi penyerapan besi non-heme sebesar 25%. Peminum teh hijau dalam  jangka panjang dapat mengembangkan mekanisme perlindungan dengan  memiliki kelenjar parotic yang lebih berat. Air liur yang kaya protein  dapat menetralkan efek berbahaya dari tanin teh.
Disarankan untuk tidak minum teh bagi  anak-anak. Hal ini karena teh mengandung kafein yang mungkin menstimulus  secara berlebihan. mengandung tanin yang dapat menghalangi penyerapan  zat gizi seperti protein dan lemak pada anak-anak.
- Mengurangi Defisiensi Tiamin.
 
Teh mengurangi penyerapan tiamin (vitamin B). Kekurangan tiamin menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai beri-beri.
Minum teh atau kopi dapat menimbulkan  plak pada gigi. Jika plak ini tidak sepenuhnya disikat dan dibersihkan  dengan benang gigi dalam waktu 24 jam, maka plak akan mengeras dan  menjadi karang gigi.
Teh hijau dapat memicu insomnia sehingga  perlu dibatasi dalam  mengkonsumsinya untuk tidak lebih dari 3 cangkir  per 10 hari, berahaya bagi orang yang sedang menjalani pengobatan medis.  Teh hijau, seperti minuman teh lainnya, dapat mengganggu dan  berinteraksi dengan obat tertentu. Lebih baik hindari minum segala jenis  teh 2 jam setelah minum obat.
- Teh hijau mengandung kafein.
 
Kafein dapat meningkatkan denyut jantung  dan tekanan darah, meskipun orang yang mengkonsumsi kafein secara  teratur tampaknya tidak mengalami efek dalam jangka panjang. Selain itu  kafein juga dapat meningkatkan tingkat gula darah. Sehingga penderita  diabetes harus berhati-hati jika hendak mengkonsumsinya.
Hal yang sama berlaku bagi mereka dengan  gangguan psikologis, terutama gangguan kecemasan atau gangguan panik ,  dan hipertiroidisme.